Mendalami Peran

Fantastic HQ Wallpapers #3 (18)
Menyampaikan pesan pada khalayak melalui musikalisasi dan dramatisasi puisi bukanlah hal mudah. Seenggak-enggaknya itulah yang dirasakan para mahasiswa Sastra Indonesia Undip Semarang saat mengadakan pementasan musikalisasi dan dramatisasi puisi bertajuk Kotak Tanya.

Sidiq Nirmolo yang bermain dalam Kanibal mengungkapkan, secara personal para pemeran dramatisasi puisi kudu benar-benar melatih kemampuan akting mereka. Menurutnya, mendalami peran sesuai interpretasi yang diarahkan sutradara itu cukup sulit. Selain melakukan olah rasa dan olah vokal, biar bisa menjiwai peran yang dilakoni, Sidiq bahkan melatih kemampuan perannya di dalam kehidupan sehari-hari dengan cara bertingkah laku seperti peran yang akan dimainkannya. Hingga nggak jarang teman-teman di sekitar menganggapnya aneh. Tapi Sidiq nggak ambil pusing dengan itu.

Lantas, yang menjadi tantangan terberatnya, karakter kesehariannya yang periang dan cenderung gokil membuat Sidiq cukup kesulitan saat dituntut untuk memainkan peran yang kejam dan sangar dalam Kanibal yang kurang lebih menggambarkan bagaimana orang yang berkuasa menindas rakyat kecil.

‘’Jadi di dalam dramatisasi puisi itu aku harus jadi orang kejam padahal dalam keseharian aku ini periang dan lucu. Nah, membuat perubahan itu yang agak sulit. Selain sering latihan olah rasa aku juga menambah referensi dengan melihat video tentang peran-peran serupa di Youtube,’’ ungkapnya.

Nah, nggak cuman Sidiq seorang yang mengalami kesulitan seperti itu. Sutradara Luh, Rizky Puspita H juga merasakan hal serupa.

‘’Kesulitan terbesar saya adalah mengoordinasi peran teman-teman. Tapi teman-teman kooperatif. Jadi, mereka bisa dengan mudah untuk diajak sharing tentang peran mereka,’’ tutur cewek yang lebih akrab disapa Kiki itu. ‘’Kami berdiskusi untuk menyamakan visi tentang pertunjukan. Apalagi tiap orang punya imajinasi yang berbeda dalam menginterpretasi puisi, dan mewujudkannya ke sebuah bentuk musikalisasi dan dramatisasi,’’ tandasnya.

Leave a comment